Tuing,notif pesan fb ku berbunyi. Begitu kubuka sebuah pesan berisi protes muncul.
"Mas ke jogja ni
g ajak-ajak huuu...",
"Lah maaf, Insya
Allah kalo ada rezeki lagi noe :D balasku,"
"Hu, dasar mas
ini", protes nya lagi"
"Siap Salah itu
proyek waktu cuti hehe"
"Klo mau nulis
tuh ajak-ajak lah mas, biar nhoe jg tau kek mana lah orang nulis paper tuh ha,
nhoe dapat ilmunya mas dapat jariyahnya kan"
"Iya kalo bagian
itu mas minta maaf, nanti mas carikan lagi proyek khusus buat noe," rayu
ku.
"Hhha nhoe
serius ini mas, nhoe inget ni mas blng kyk gini"
"Iya janji deh,
Allah pihak ketiganya nih"
"hha iya toh pas
lagi adzan isya lagi haha"
dan akhirnya percapakapan kecil ini berlanjut sampai maut menjemput.
Awalnya saya tak yakin protes berbuah janji itu bisa saya tepati. Tapi ternyata Allah berkehendak lain. Layaknya sebuah cerita dinovel, unjuk rasa nhoe ini menjadi awal cerita kami ke UNAIR.
Ah ya bagi yang belum tau Nhoe ini seorang gadis bugis kelahiran Tanah Beru. Berpawakan bulat gemuk manis dan bermimpi kurus. Nah selanjutnya nanti akan ada Zestvy, gadis minang yang akan melengkapi tim karya tulis kami. Sama seperti Nhoe yang berpawakan bulat gemuk manis seperti gulali. Namun bedanya mimpi nhoe menjadi kurus akhirnya terwujud sedangkan mimpi zestvy untuk kurus tidak terwujud. Memang beginilah dunia kadang tak adil.
Beberapa bulan setelah obrolan itu, Praktik Lapangan 3 (PL 3) di kota Banjar dilangsungkan. Berbekal laptop, saya memutuskan menghabiskan waktu luang selama praktik dengan berselancar di lautan internet. Tak disangka, selama saya berselancar dari kejauhan nampak sebuah poster tergulung ombak. Poster itu bertuliskan "Carbon". Call for Paper of Public Administration yang akan dilaksanakan di Universitas Airlangga (UNAIR) pada tanggal 11 Mei 2015. Saya putuskan begitu pulang PL 3 ini, kebolehan Carbon akan saya jajali. Tak lupa sekalian menepati janji agar tidak berakhir layaknya lagu sekedar janji manis.
|
Penampakan Poster CARBON UNAIR setelah diupdate lol |
Proses seleksi Carbon ini cukup ketat meliputi seleksi paper finalis, grand finalis, presentasi karya dan akhirnya pengumuman pemenang. Maka untuk itu, strategi menaklukan Carbon perlu disusun. Carl Von Clausewitz dalam bukunya On War menjelaskan beberapa faktor yang menurut saya penting untuk memenangkan perang (baca : Carbon). Pertama adalah kekuatan, dalam hal ini adalah pengetahuan. Kouta internet pun saya tambah demi mengetahui detail MEA.
Selanjutnya adalah sarana dan senjata. Untuk itu terpaksa harus saya import buku dari Jogja, berjudul "Gerdema" Gerakan Desa Membangun. Untungnya teman saya di jogja bersedia mengirim buku ini.
Kemudian Waktu, wilayah dan semangat juang yang ekstrim turut menentukan kemenangan dalam Perang. Untuk itu, usai menghubungi nhoe, time line pengerjaan karya tulis pun disusun sampai dengan masa pra, eksekusi dan pasca lomba. Berkaitan dengan wilayah, saya kemudian teringat anjing. Perlu diketahui bahwa Anjing menandai wilayahnya dengan berkeliling mengencinginya. Dan ini menginspirasi saya untuk kencing sesampainya di UNAIR. Hal ini untuk memberi tanda bahwa UNAIR sudah menjadi wilayah jajahan saya hehe. (Kencingnya di toilet loh ya.. :P)
Karya Tulis pun disusun dengan semangat juang yang ekstrim selama 4 hari 3 malam. Seusainya PL-3, kitab ini (Karya Tulis) jatuh ditangan Ibu Anindita dan Bapak Muhadam Labolo untuk dikoreksi. Ditengah musim koreksi pengerjaan karya tulis, bergabungnya Zestvy di tim menjadi anugerah tersendiri. Karena memang sesi koreksi ini adalah masa yang berat. Ingin rasanya waktu itu saya mengucapkan, Selamat datang di Neraka. Sayang lidah tak sampai hati mengucapnya hihi.
Clausewitz juga mengatakan dalam bukunya bahwa perang adalah seni. Oleh karena itu seni dalam Karya Tulis kami adalah menabrakkan MEA yang berskala besar (Internasional) dengan Desa yang berskala kecil (lokal). Disamping itu kami juga berlatih rayuan maut untuk membius kesadaran para juri demi memperoleh nilai maknsimal.
Tanggal 26 April, Deathline pengumpulan karya tulis pun tiba. Sayangnya sampai pukul 12 malam proses pembenahan koreksi masih belum selesai. Paniknya bukan main saat itu. Sampai dengan pukul 3 pagi pun tanda-tanda karya tulis akan selesai masih belum terlihat. Saya kemudian memutuskan mengirim email ke panitia dengan harapan mendapatkan perpanjangan waktu.
Selang 6 jam semenjak pengiriman emai, balasan dari panitia baru saya terima. Saat itu waktu menunjukkan pukul 09.00, 27 April 2015. Isinya emailnya mengatakan pengumpulan karya tulis diundur sampai 1 Mei 2015. Yang artinya masih 4 hari lagi. WUUUUHHHH senangnya sampai ubun-ubun.
Dan Alhamdulilah ketika diumumkan hasilnya tidak terlalu mengecewakan. Kami bertiga berhak berangkat ke Surabaya aka UNAIR. Masih bersambung
|
Tembus Finalis CARBON UNAIR |
|
Tembus Grand Finalis CARBON UNAIR |